Tampilkan postingan dengan label Asia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Asia. Tampilkan semua postingan

Peta Kekuatan Militer Jepang vs China

Kawasan Laut China Selatan kembali memanas, setelah Jepang berencana untuk mengirim kapal perang terbesarnya ke Laut China Selatan pada bulan Mei mendatang. Kapal perang terbesar bernama Izumo itu akan melintasi Laut China Selatan selama tiga bulan.

Tiga sumber militer militer Jepang mengungkap rencana itu kepada Reuters. Jika terealisasi, maka itu akan menjadi ajang pamer kekuatan angkatan laut Jepang di wilayah Laut China Selatan sejak Perang Dunia II.

Selain akan melintas di Laut China Selatan, kapal Izumo rencananya juga akan berhenti di Singapura, Indonesia, Filipina, dan Sri Lanka sebelum bergabung dalam latihan militer angkatan laut bersama dengan kapal India dan kapal AS di Samudera Hindia pada bulan Juli.
China Mulai Ketar Ketir dan Mengancam

Rencana kapal perang raksasa Jepang untuk melintas di Laut China Selatan membuat pemerintah China ketar-ketir menghadapinya. Negara Tirai Bambu ini berjanji akan bertindak keras terhadap kapal tersebut jika mau macam-macam atas wilayah laut yang tengah menjadi sengketa itu.

“Jika Jepang tetap melakukan aksi yang salah, dan bahkan intervensi militer yang mengganggu kedaulatan China dan keamanan… maka China akan mengambil tindakan responsif yang tegas,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying.

China sendiri mengaku menunggu pernyataan resmi mengenai alasan Jepang mengirimkan kapal perang melintasi Laut China Selatan, namun mereka juga berharap Negeri Sakura turut bertanggung jawab.

Namun Hua tidak menyebutkan apakah China sudah menerima konfirmasi langsung atas rencana tersebut, tapi dia menyatakan isu Laut China Selatan tidak melibatkan Jepang, dan mengingatkan negara itu tidak mengulangi invasi masa lalu atas Paracel dan Kepulauan Spratly.

Jepang memang menguasai kepulauan itu selama Perang Dunia Kedua hingga menyerah pada 1945.

China menyebut hampir seluruh Laut China Selatan dan peningkatan militer di kawasan itu terganggu oleh Jepang dan Barat, ditambah patroli udara dan laut Amerika Serikat untuk memastikan kebebasan navigasi.

Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina dan Brunei juga mengklaim bagian laut tersebut di mana menyimpan kekayaan ikan, minyak dan gas, serta diperkirakan uang sebesar USD 5 miliar berputar di kawasan ini dengan banyaknya kapal dagang melintas per tahunnya.

Jepang memang tidak melakukan klaim apapun terhadap kawasan perairan itu, namun memiliki konflik maritim yang sama di Laut China Timur. China selalu menyatakan untuk menyelesaikan masalah tanpa gangguan dari mereka yang tidak memiliki hak atas wilayah tersebut.
Peta Kekuatan Militer China vs Jepang

Tiongkok dan Jepang merupakan dua kekuatan besar di Asia Pasifik yang kerap kali bersaing dalam memperkuat sektor militer, terutama dalam hal pengadaan alat utama sistem senjata, atau alutsista.

Tahun ini dana pembelanjaan militer Tiongkok meningkat sebesar 12,3 persen, namun jika dibandingkan dengan Jepang, jumlah dana pembelanjaan militer Tiongkok lebih besar yaitu US$188 miliar, sementara Jepang hanya US$49 miliar.

Dana belanja kedua negara tersebut masih terbilang jauh jika dibandingkan dengan dana pembelanjaan militer Amerika Serikat yang menghabiskan US$640 miliar.

Selain dana, kekuatan militer Tiongkok juga lebih besar dibanding Jepang karena Cina memiliki peralatan militer yang lebih banyak dan 2,3 juta personil yang masih aktif.

Menurut Global Firepower Index, Tiongkok menempati urutan ketiga kekuatan militer terbesar di dunia setelah Rusia dan AS, sementara Jepang berada di peringkat sepuluh.

Pembelanjaan senjata Jepang memang lebih kecil dibandingkan Tiongkok. Namun, kekuatan sekutu Jepang mampu menandingi kekuatan militer Tiongkok karena Jepang memiliki kerjasama pertahanan dengan AS, utamanya di kepulauan Senkaku, yang menjadi basis militer AS di Jepang.

Selain itu, mayoritas sistem persenjataan Tiongkok yang sudah menua, seperti yang dideskripsikan Kyle Mizokami dalam bukunya ‘War is Boring’, membuat kualitas militer Cina ketinggalan dari Jepang.

Misalnya, hanya 450 dari 7580 tank milik Tiongkok yang sudah modern dan 502 dari 1321 pesawat tempur udara yang dianggap mampu beroperasi dengan baik, sisanya perbaharuan dari pesawat Soviet tahun 1970an.

Sebagai perbandingan, Jepang mendapatkan perlengkapan militernya dari Amerika Serikat yang pada beberapa tahun ke depan dijadwalkan akan membeli penghancur anti roket baru, kapal selam, kendaraan amfibi, pesawat pengintai tanpa awak, pesawat tempur dan Osprey V-22 dari Amerika Serikat.

“Jepang memiliki angkatan laut dan udara yang kuat di Asia, kecuali jika disandingkan dengan Amerika Serikat,” ujar Dr. Larry M. Wortzel, ketua Strategi dan Resiko Asia dalam presentasinya di Institut Politik Dunia pada September lalu.

Sementara Jepang mempertahankan kualitas militernya yang signifikan, kekuatan militer Tiongkok tidak bisa diremehkan, baik ekspansinya yang cepat atau modernisasi alutsista.

Peningkatan anggaran militer Jepang dan China terjadi sejak tiga hingga lima tahun terakhir. Jepang lebih dahulu mengumumkan peningkatan anggaran militer mereka awal tahun ini sebesar USD42 miliar (Rp530,1 triliun).

Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe sudah memberikan lampu hijau sejak tahun lalu mengenai peningkatan dana di bidang militer secara signifikan. Janji itu dimanfaatkan Kementerian Pertahanan Jepang dengan maksimal. Akhir 2014 Kementerian Pertahanan mengajukan anggaran sebesar USD48,7 miliar (Rp614,7 triliun). Meski dana yang disetujui ”hanya” USD42 miliar, Kementerian Pertahanan tetap mengaku puas.

Anggaran sebesar itu lebih besar dari tahun sebelumnya. Alokasi USD42 miliar bahkan menjadi rekor baru bagi Kementerian Pertahanan, mengingat tahun lalu dana pertahanan lebih rendah 2,8%.Selama tiga tahun terakhir, Jepang terus meningkatkan dana ke kas militer secara konsisten.

Saat ini Jepang disebut para ahli memerlukan suntikan dana besar untuk melindungi daerah perbatasan mereka, termasuk klaim di Laut China Timur. Pada tahun-tahun sebelumnya ketegangan antara Jepang dan China meningkat karena berbagai proyek di Laut China Timur, baik yang dilakukan Jepang ataupun China.

Menteri Pertahanan baru Jepang, Gen Nakatani, menyatakan akan menggunakan dana itu sebaik-baiknya untuk mengendalikan perubahan situasi di sekitar Jepang. ”Pengeluaran ini mencerminkan kepentingan kami untuk melindungi udara, laut, dan daratan Jepang, termasuk melindungi nyawa dan properti warga,” ujar Nakatani, dikutip BBC.

Dana itu akan digunakan untuk memperbarui dan menambah jumlah pesawat, kapal, dan kapal selam yang bisa digunakan untuk mengawasi kawasan Laut China Timur. Kabarnya, Jepang akan membeli 20 pesawat patroli maritim, lima pesawat crossover, tiga pesawat tanpa awak (drone), dan enam pesawat siluman. Selain itu, mereka juga akan membeli 30 kendaraan amfibi.

Beberapa nama alutsista yang akan dibeli bahkan sudah dibocorkan beberapa sumber. Sebut saja pesawat pengangkut pasukan Boeing Co Osprey, drone pengintai Northrop Grumman Corp Global Hawk, pesawat pengintai Lockheed Martin Corp F-35, dan kapal selam pemburu pesawat Kawasaki Heavy Industries Ltds P-1 serta Soryu.

Jepang bahkan disebut berpeluang menjadi negara dengan militer terkuat di Asia dalam 10 tahun ke depan. Faktanya, Jepang, yang sedang berusaha membuat perlengkapan senjata sendiri, boleh mengekspor senjata ke luar negeri. Peningkatan kualitas dan kuantitas militer Jepang mendapat respons positif dari berbagai negara. Namun, tidak sedikit yang cemas ketegangan di Laut China Timur akan berujung pada kontak militer salah satunya China.

Mereka menyayangkan perubahan konstitusi Pasifik karena itu ber-potensi memperkukuh perseteruan. Konflik pulau di Laut China Selatan yang dikenal dengan sebutan Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China sampai saat ini tidak terselesaikan. Sebagai respons terhadap Jepang, baru-baru ini China juga meningkatkan dana di bidang pertahanan sebesar 10,1%.

Namun, peningkatan itu masih lebih rendah dari kenaikan anggaran pertahanan China tahun lalu yang mencapai 12,2%. Berbeda dengan Jepang, permintaan pertahanan China seluruhnya dipenuhi pemerintah, bahkan ditambahi 0,1%. Juru bicara (jubir) parlemen China Fu Ying mengatakan, pihaknya masih belum bisa menjabarkan senjata apa saja yang akan dibeli.

Sejak lima tahun lalu, China selalu meningkatkan anggaran di bidang pertahanan. Tahun lalu China menghabiskan dana sekitar USD129,4 miliar (Rp16,8 triliun) setelah proposal peningkatan 12,2% disetujui pemerintah. Sebelumnya peningkatan mencapai 10,7% (2013), 11,2% (2012), 12,7% (2011), dan 7,5% (2010). Artinya, peningkatan 10% menjadi peningkatan terendah dalam lima tahun terakhir.

Tahun lalu China menjadi negara kedua di dunia yang paling besar mengeluarkan anggaran di bidang pertahanan setelah Amerika Serikat (AS). AS menghabiskan dana USD581 miliar pada 2014. Urutan ketiga diduduki Arab Saudi dengan anggaran USD80,8 miliar.

Dampak paling nyata dengan peningkatan anggaran pertahanan China adalah inovasi teknologi militer China yang sangat menggetarkan musuh bebuyutannya, AS dan aliansinya. Inovasi itu tampak dari berbagai teknologi, mulai pesawat terbang hipersonik hingga kapal selam siluman.

Berkat kecanggihan teknologi militer, China semakin disegani dan menjadi kekuatan baru yang dipertimbangkan di kancah global. Teknologi yang membuat negara-negara aliansi AS seperti Korea Selatan dan Jepang selalu waspada adalah kemampuan China mengembangkan pesawat hipersonik yang mampu membawa hulu ledak nuklir.

Pesawat itu bahkan mampu menembus sistem pertahanan buatan AS. Nama pesawat itu adalah Wu-14. Pesawat itu terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara. Kelebihan pesawat hipersonik Wu-14 mampu terbang dengan kecepatan 12.359 kilometer per jam. Pada ketinggian tertentu, pesawat itu mampu menukik dengan kecepatan tinggi dan menembak sasaran dengan presisi tinggi.

Dengan demikian, China secara resmi telah tercatat sebagai negara kedua setelah AS. Pesawat hipersonik AS, Lockheed HTV-2, telah diuji coba pada 2010. Kemampuan China dan AS membuat iri negara-negara seperti India dan Rusia. Rudal balistik antarbenua juga dikembangkan China.

Rudal bernama Dongfeng-41 (DF- 41) mampu membawa 10 hulu ledak nuklir dapat menghancurkan kota-kota di AS. DF-41 merupakan salah satu rudal dengan jarak terjauh di dunia dengan daya jelajah hingga 12.000-14.000 kilometer. Rudal itu akan menggantikan DF- 54 yang membawa hulu ledak nuklir tunggal.

China telah memiliki satu kapal induk yang telah beroperasi serta berencana untuk menambah lebih banyak lagi. Liaoning adalah kapal induk pertama yang dimiliki oleh militer China setelah melakukan peremajaan pada 2012 lalu. Kapal induk itu dibeli bekas dari Ukraina.

Tidak cukup satu, China sedang memproduksi kapal induk kedua. Kapal itu akan selesai sekitar 2020. Pesawat siluman juga menjadi salah satu andalan China. Pesawat J-31 yang dikembangkan Aviation Industry Corp of China (AVIC) akan mampu bersaing dengan pesawat siluman buatan AS seperti F-35.

Harian ternama di China, PeoplePeoples Daily, melaporkan J-31 akan dengan cepat menguasai pasar masa depan dan tak diragukan akan mengalahkan F-35. J- 31 akan dibeli negara- negara yang mendapatkan embargo persenjataan dari AS. Pengembangan persenjataan militer juga dilakukan adalah Universitas Teknologi Pertahanan Nasional ( NUDT) China.

NUDT yang dulunya dikenal sebagai Institut Teknik Militer memainkan peran kunci dalam menyediakan teknisi militer dan mengembangkan senjata canggih dan peralatan bagi militer China. NUDT mengumumkanbahwamerekatelah kembali membangun superkomputer tercepat di dunia, Tianhe- 2, yang mampu melakukan operasi 33,86 kuadriliun per detik dan melampaui Titan superkomputer AS.

Pendahulu Tianhe-2, Tianhe – 1A, adalah superkomputer tercepatdiduniadari November 2010 sampai Juni 2011 ketika dikalahkan komputer K Jepang. Akhir tahun lalu Presiden China Xi Jinping meminta percepatan pengembangan perangkat militer baru yang modern untuk membantu pembentukan militer yang kuat. Dia juga menyerukan reformasi militer.

”Persenjataan yang maju adalah perwujudan dari militer modern dan dukungan krusial untuk keamanan nasional,” kata Xi, dilansir AFP. Dia mengungkapkan, senjata baru harus dapat menutupi titik lemah yang dimiliki China.

Dikutip dari:http://lingkarannews.com/

Peta kekuatan militer indonesia dan malasya

Perbandingan Kekuatan dan Peringkat Militer Tentara Nasional Indonesia vs Tentara Diraja Malaysia Terbaru Tahun 2017 - Jika kita berbicara Indonesia dan Malaysia sejatinya keduanya adalah 2 buah negara serumpun. Negara tetangga yang berdekatan yang sama-sama terletak di benua Asia bagian tenggara ini memiliki banyak persamaan baik secara kultural dan budaya. Jadi secara tidak langsung Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan emosional yang cukup kental.
bendera
INDO VS MALASYA

Walaupun Indonesia dan Malaysia sejatinya adalah 2 negara serumpun, pada kenyataanya Indonesia dan Malasyia punya sejarah hitam dalam persahabatan di masa lalu. Lebih tepatnya dimulai pada 20 Januari 1963, Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio kala itu mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Pada 12 April, sukarelawan Indonesia (pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki wilayah Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase. Tanggal 3 Mei 1963 di sebuah rapat raksasa yang digelar di Jakarta, Presiden Sukarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya: Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia, Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia.

Pertengakaran pun tidak berlangsung lama, ketika kekuasan Indonesia telah berpindah tangan dari Soekarno ke Soeharto. Pelan-pelan hubungan kedua Negara terjalin dengan baik, dan mulailah terjalin persahabatan kembali antara Indonesia vs Malaysia. Berbicara tentang kedua Negara serumpun tersebut, tidak lengkap jika kita tidak membahas dari segi militer. Seperti apa kekuatan militer Indonesia dan Malaysia saat ini? Seberapa kuat pasukan tentara Indonesia dan pasukan Diraja Malaysia saat ini? Berapa jumlah peralatan militer seperti Tank, Pesawat Tempur, Helikopter, Kapal Perang, dan Kapal Selam kedua Negara?

Berikut adalah data perbandingan kekuatan militer antara Tentara Nasional Indonesia vs Tentara Diraja Malaysia yang dihimpun oleh Global Fire Power (GFP).
 Negara
Indonesia
Malaysia
Peringkat Dunia
14 (dari 126)
34 (dari 126)
Jumlah Populasi
255,993,674
30,513,848
Manpower
130,000,000
15,000,000
Fit-for-Service
107,540,000
12,425,000
Active Military Personnel
476,000
110,000
Active Military Reserves
400,000 
296,500
Aircraft (Semua Tipe)
420
227
Helicopters
152
79
Attack Helicopters
5
0
Attack Aircraft (Fixed-Wing)
58
55
Fighter Aircraft
35
42
Trainer Aircraft
108
68
Transport Aircraft
170
96
Serviceable Airports
673
114
Tank Strength
468
74
AFV Strength
1,089
1,318
SPG Strength
37
0
Towed Artillery
80
184
MLRS Strength
86
54
Merchant Marine Strength
1340
315
Major Ports / Terminals
9
5
Fleet Strength
221
61
Aircraft Carriers
0
0
Submarines
2
2
Frigates
6
2
Destroyers
0
0
Corvettes
10
6
Mine Warfare Craft
12
4
Patrol Craft
66
41
Budget Pertahanan (USD)
$6,900,000,000
$4,700,000,000 

Data diatas adalah data yang dihimpun oleh GFP per tanggal 21/01/2016, data bisa saja berbeda dengan keadaan sesungguhnya di negara tersebut.

Peta Kekuatan Korsel dan Korut

Meski Perang Korea berakhir pada 1953, secara teknis, Korea Utara dan Korea Selatan masih berperang karena perang itu dihentikan hanya oleh perjanjian gencatan senjata.
Selama itu, Korea Utara terus memperkuat militernya yang secara jumlah personel jauh di atas militer Korea Selatan. Dari perbandingan jumlah personel dan artileri, Korea Utara unggul dua berbanding satu dibanding tetangganya itu.
Parade militer
KORSEL VS KORUT

Namun, banyaknya prajurit bersenjatakan senapan mesin ringan tak sekaligus berarti sebuah dominasi militer bisa diraih. Jumlah personel dan peralatan angkatan bersenjata Korea Utara memang sangat besar, tetapi peralatan dan persenjataannya sebagian besar sudah usang.

Di atas kertas, negeri komunis itu memiliki 563 pesawat terbang yang dapat beroperasi. Kenyataannya, semua pesawat itu pernah tak diterbangkan untuk sementara waktu pada 2014 karena masalah kurangnya perawatan.

"Korea Utara sejauh ini masih mengandalkan peralatan tempur usang di seluruh ketiga angkatannya," demikian analisis Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS).

Sementara itu, angkatan bersenjata Korea Selatan berjumlah lebih kecil, tetapi memiliki peralatan tempur yang jauh lebih baik dan modern yang diperoleh dari sekutu utamanya, Amerika Serikat.

Kenyataannya, dalam hal persenjataan konvensional, militer Korea Utara bisa dikatakan kalah jauh dibanding militer Korea Selatan. Itulah sebabnya rezim negeri itu terus mencoba mengembangkan persenjataan nuklir.

Hanya dengan memiliki senjata nuklir, Korea Utara bisa berada di atas militer Korea Selatan dan memastikan negeri itu terhindar dari kekalahan militer.

Dalam satu dekade terakhir, Korea Utara telah mencapai kemajuan dari hanya memiliki beberapa bom atom kuno hingga memiliki persenjataan nuklir lengkap yang terdiri atas 20 hulu ledak nuklir yang bisa dipasangkan ke misil jarak menengah dan pendek.

Kini, Korea Utara sedang mengembangkan kemampuan meluncurkan misil nuklir dari kapal selam. Jika kemampuan ini dikuasai Korea Utara, secara teori, negeri itu bisa menyerang Amerika Serikat.

Jika hulu-hulu ledak itu bisa disembunyikan di dalam kapal selam, persenjataan nuklir Korea Utara akan sulit dihancurkan.

Selain itu, Korea Utara juga fokus memperkuat beberapa sektor persenjataan konvensional, khususnya angkatan darat, yang memiliki 21.000 senjata artileri yang sebagian besar diarahkan ke ibu kota Korea Selatan, Seoul. Karena itu, pada masa perang, persenjataan artileri itu bisa menghujani Seoul dengan ribuan peluru.

Berikut perbandingan militer kedua Korea.

1. Prajurit
Korea Utara: 1.000.000 personel.
Korea Selatan: 522.000 personel.

2. Tank
Korea Utara: 3.500 buah. 
Korea Selatan: 2.414 buah.

3. Artileri
Korea Utara: 21.100 unit.
Korea Selatan: 11.000 unit.

4. Kapal selam
Korea Utara: 72 unit.
Korea Selatan: 23 unit.

5. Fregat
Korea Utara: 3 kapal.
Korea Selatan: 14 kapal.

6. Kapal perusak
Korea Utara: 0
Korea Selatan: 6 buah kapal.

7. Pesawat tempur
Korea Utara: 563 unit.
Korea Selatan: 517 unit.

Ada juga versi lain nya:

Korea Utara:

Angkatan Darat


Pasukan Aktif 1.2 juta
Cadangan/Paramiliter 5-7.7 juta
Tank 4.100
Kendaraan pengangkut 2.500
Kendaraan artileri 8.500
Roket 5.100
Mortir 7.500
Senjata Pertahanan Udara 11.000

Angkatan Laut

Kapal selam 92
Pesawat rudal 43 
Kapal patroli besar 158 
Torpedo 103 
Kapal patroli 334 
Kapal amfibi 10 

Angkatan Udara

Pesawat Tempur 820
Helikopter 300
Angkatan Laut
Kapal Tempur 3
Kapal Patroli 383
Kapal Selam 70
Hovercraft 135
Kapal Pendaratan 130

Korea Selatan + Amerika Serikat:

Angkatan Darat

Pasukan Aktif 655.000 (+28.000)
Cadangan/Paramiliter 3 juta
Tank 2.400 (+50)
Kendaraan pengangkut 2.600 (+110)
Kendaraan artileri 5.200 (+16)
Roket 200 (+40)
Mortir 6.000
Senjata Pertahanan Udara 300

Angkatan Laut

Kapal selam 12
Kapal amfibi 48


Angkatan Udara

Pesawat Tempur 460 (+90)
Helikopter 680 (+120)
Angkatan Laut
Kapal Tempur 19
Kapal Patroli 111
Kapal Selam 23
Hovercraft 5
Kapal Pendaratan 41

Jepang Telah Menguji Rudal Anti-Kapal Supersonik XASM-3

Jepang Telah Menguji Rudal Anti-Kapal Supersonik XASM-3


Menurut beberapa saksi dari Jepang (termasuk sumber terbuka seperti gambar dari pengamat yang diposting di Twitter), Kementerian Pertahanan Jepang kemungkinan telah melakukan uji tembak pertama rudal anti-kapal supersonik baru XASM-3. Kementerian Pertahanan Jepang awalnya berencana untuk menguji rudal tersebut pada tahun 2016, sebagaimana navyrecognition.com melaporkan pada tahun 2015, tapi pengujian tersebut tidak terjadi pada tahun lalu.
Pesawat Tempur F-2 Jepang
Pesawat Tempur F-2 Jepang 

Gambar terbaru yang beredar pada minggu ini menunjukkan pesawat tempur F-2 Angkatan Udara Beladiri Jepang lepas landas dengan rudal baru terpasang, dan kemudian nampak datang kembali tanpa rudal tersebut. Namun, ini bisa menjadi hanya merupakan "jettison test", dan bukan merupakan uji tembak aktual terhadap target.
Gambar lain menunjukkan kapal destroyer Angkatan Laut Beladiri Jepang yang telah dinonaktifkan, DDH-143 Shirane (merupakan kapal pertama dari kelasnya), disiapkan sebagai "kapal target" (dengan reflektor nampak terpasang pada lambung kapal) dibawa ke laut oleh kapal tunda.
Terakhir, dua dokumen PDF Angkatan Laut Beladiri Jepang muncul di website Kementerian Pertahanan Jepang, yang pertama tentang "dukungan teknis" untuk uji XASM-3 terhadap sasaran kapal, yang lain mengenai modifikasi untuk mengubah DDH-143 Shirane menjadi kapal target untuk uji XASM-3.
Apabila ternyata XASM-3 belum diuji tembak, uji pertama oleh Kementerian Pertahanan Jepang dapat dipastikan akan berlangsung pada waktu dekat.
navyrecognition.com melaporkan pada tahun 2015 bahwa uji-tembak akan dilakukan di fasilitas tembak yang dinamai “G airspace”, dekat dengan pangkalan udara Komatsu. Menurut Kementerian Pertahanan Jepang pada tahun 2015 uji aerodinamis dan captive carry test pada pesawat tempur F-2 telah selesai dan kemudian dilanjutkan tahap akhir pembuatan prototipe.
XASM-3 mampu mencapai kecepatan Mach 3 berkat mesin ramjet yang pasokan udaranya didapat dari dua air intake (mirip dengan yang ada pada rudal udara-ke-udara MBDA Meteor atau rudal nuklir taktis luncur udara ASMP-A Perancis). XASM-3 terbang rendah dekat dengan permukaan laut pada tahap akhir serangan untuk mengurangi kemungkinan terdeteksi dan diintersep.
Spesifikasi dasar XASM-3:
  • Panjang keseluruhan: 5,25m
  • Kecepatan maksimum: Mach 3 atau lebih
  • Jarak tembak: 80 mil laut (sekitar 150 km) atau lebih
  • Berat: 900kg
  • Mesin: Integral Rocket Ramjet
  • Navigasi dan pencari: inersia/GPS (tahap penerbangan) + seeker aktif/pasif (fase terminal)

DDH-143 Shirane
Perusak kelas Shirane adalah sepasang kapal perusak Jepang yang dibangun pada akhir tahun 1970-an. Kapal-kapal itu dibangun dengan hanggar besar yang menampung hingga tiga helikopter. Kapal mempunyai displacement 7.500 ton. Kapal kedua dalam kelas Shirane, DDH-144 Kurama, masih aktif dalam kedinasan Angkatan Laut Beladiri Jepang.
Sumber : http://navyrecognition.com/

Vietnam Incar Senjata Israel

Vietnam Incar Senjata Israel


Vietnam sedang mempertimbangkan pembelian sistem senjata canggih dari Israel. Angkatan Udara negara itu mengincar versi lanjutan dari rudal jelajah udara-ke-permukaan jarak jauh Israel Military Industries (IMI) Delilah.
Delilah
Delilah 

Sistem ini termasuk dalam diskusi baru-baru ini antara Presiden Vietnam Tran Dai Quang dan pimpinan IMI Yitzhak Aharonovitch di
Hanoi. Israel telah menjadi mitra yang signifikan bagi Vietnam dalam kegiatan pertahanan.
Rudal tersebut pertama kali digunakan dalam pertempuran oleh Lockheed Martin F-16 Israel diatas Lebanon pada tahun 2006, Delilah memiliki jangkauan 135 mil laut (250km) dan dapat membawa berbagai jenis hulu ledak. IMI telah meng-upgrade kemampuan senjata itu, berdasarkan pengalaman operasional pelanggan domestiknya, AU Israel. Rudal memiliki panjang 2,7m (8.8ft) dan berat 187kg (400lb).
Flight Fleets Analyzer mencatat Angkatan Udara Rakyat Vietnam mengoperasikan 36 pesawat serang Sukhoi Su-22 pesawat dan 40 pesawat tempur seri Su-27/30.
Sumber : http://flightglobal.com/

Iran Rilis Helikopter Transpor Ringan Saba-248

Iran Rilis Helikopter Transpor Ringan Saba-248


Keinginan kuat militer Iran untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan alutsista buatan dalam negeri terus ditingkatkan.
Pada 2 Februari lalu industri pertahanan Iran, Helicopter Support and Renewal Company (IHCR/PANHA) memperkenalkan produk baru heli multifungsi Saba-248 di kota Teheran. Heli transpor ringan medium bermesin ganda itu dinamakan Saba-248.

Helikopter Transpor Ringan Saba-248
Helikopter Transpor Ringan Saba-248 
Heli tersebut dapat dioperasikan untuk melaksanakan berbagai misi seperti angkut penumpang, SAR, fotografi udara, misi pengintaian (reconnaissance), ambulan udara, dan lainnya.
Para pakar penerbangan dari militer Iran yang sudah cukup lama merancang heli multifungsi Saba-248 menekankan bahwa heli produknya juga berkualitas ekspor.
Salah satu target pasar internasional heli Saba-248, menurut Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Hossein Dehgan adalah negara-negara Islam di kawasan Timur Tengah.
Keberhasilan Iran memproduksi heli multi fungsi Saba-248 memang merupakan langkah besar. Mengingat pada tahun 2016 lalu, Iran masih mengimpor helikopter ambulan dari Rusia, ANSAT produksi Kazan Helicopter Plant.
Heli ambulan yang dibeli dari Rusia itu dioperasikan oleh Kementerian Kesehatan Iran.
Heli Saba-248 juga bisa diproduksi sebagai heli ambulan untuk kepentingan sipil sehingga ke depannya kebutuhan heli ambulan bagi Kementerian Kesehatan Iran sudah bisa diproduksi sendiri. A. Winardi
Sumber : http://angkasa.co.id/

Inilah Perbandingan Kekuatan Militer korut dan malaysia

Inilah Perbandingan Kekuatan Militer korut dan malaysia


Hubungan diplomatik antara Malaysia dan Korea Utara dikabarkan memanas seiring insiden tewasnya Kim Jong-Nam di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, pada 13 Februari 2017 lalu.
Tanda-tanda memanasnya hubungan tersebut tercermin dari diusirnya Dubes Korut di Kuala Lumpur.
Malaysia menyatakan duta besar Korut di Kuala Lumpur, Kang Chol, sebagai "persona non grata" pada 4 Maret 2017.

Korea Utara - Malaysia
Korea Utara - Malaysia 
Itu artinya, Kang Chol harus minggat dalam tempo 48 jam semenjak tetapan tersebut.
Korut pun membalas.
Kementerian Luar Negeri Korut pada Senin (6/3/2017) mengumumkan bahwa Duta Besar Malaysia sebagai 'persona non grata', yang berarti ditolak.
Nah, memanasnya hubungan kedua negara, mulai membuat sejumlah pihak memunculkan rumor perang antar kedua negara.
Tentu saja masih jauh menyimpulkan hal tersebut.
Tapi bagaimana bila seandainya kedua negara ini beradu kekuatan militer?
Berikut perbandingkan kekuatan militer kedua negara, dikutip dari situs Global Fire Power.
1. Tentara aktif
  • Korut : 700.000
  • Malaysia : 110.000
2. Personel cadangan
  • Korut : 4,5 juta orang.
  • Malaysia : 296.500 orang.
3. Tank
  • Korut : 4.200
  • Malaysia : 74
4. Kendaraan Pelontar Roket
  • Korut : 2.400
  • Malaysia : 54
5. Helikopter
  • Korut : 202
  • Malaysia : 79
6. Helikopter Tempur
  • Korut : 20
  • Malaysia : 0
7. Pesawat Pengangkut
  • Korut : 100
  • Malaysia : 96
8. Jet Tempur
  • Korut : 458
  • Malaysia : 42
9. Total Unit Armada Laut
  • Korut : 967
  • Malaysia : 61
10. Ranking Dunia (dari 126 negara)
  • Korut : 25
  • Malaysia : 34
11. Pasukan Khusus
  • Korut : NKSOF atau The North Korean Special Operation Force. Perkiraan jumlah 180.000 orang
  • Malaysia : Rejimen Gerak Khas. Perkiraan jumlah ?
12. Indeks Kekuatan Militer
  • Korut : 0,4442
  • Malaysia : 0,6679
keterangan : semakin rendah semakin baik Langkah Diplomatik
Panasnya hubungan Malaysia dan Korut ini sudah membuat PBB turun tangan.
Dikutip dari Kompas.com, ketika berbicara pada acara jumpa pers harian, wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, mengatakan, ia berharap "kedua pihak dapat menyelesaikan perbedaan apa pun melalui langkah diplomatik."

"Menyangkut kegiatan-kegiatan DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korut, Red), Anda akan melihat sikap-sikap (PBB) dalam pernyataan kami," kata Haq ketika menjawab pertanyaan.
"Pada dasarnya adalah bahwa kita menginginkan DPRK kembali mematuhi semua resolusi PBB yang sedang berlaku," ujarnya.

Kementerian Luar Negeri Korut pada Senin (6/3/2017) mengumumkan bahwa Duta Besar Malaysia dianggap sebagai 'persona non grata', yang berarti ditolak.
Dengan demikian, Korut meminta sang duta besar keluar dari wilayahnya dalam waktu 48 jam.
Keputusan itu diambil setelah Malaysia juga menyatakan duta besar Korut di Kuala Lumpur, Kang Chol, "persona non grata" pada Sabtu (4/3/2017) malam di tengah perseteruan kedua negara soal penyelidikan terhadap kematian Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korut, Kim Jong Un.
Kang Chol juga telah meninggalkan Malaysia dalam waktu 48 jam setelah diusir oleh pemerintah Malaysia.

Pyongyang menuding Malaysia bersekongkol dengan pihak-pihak yang memusuhi Korut dalam penyelidikan kematian Kim Jong Nam pada Senin, 13 Februari di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Korut menolak penyelidikan kasus itu.
Warga Korut, yang memegang paspor dengan nama "Kim Chol," diserang pada 13 Februari di Terminal 2 Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur.

Setelah meminta pertolong kepada staf bandara, ia meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Pihak Malaysia mengatakan warga Korut itu tewas beberapa menit setelah ia diolesi dosis tinggi racun saraf VX yang mematikan. PBB mengkategorikan racin VX sebagai senjata pemusnah massal.
Pyongyang menyatakan pernyataan itu merupakan tindakan anti-Korut dan menuding Kuala Lumpur melakukan persekongkolan dengan Seoul dan Washinton dengan niat memanfaatkan kematian Kim Jong Nam untuk menodai citra negaranya dan bahkan untuk menggulingkan sistem pemerintahan Kim Jong Un.

Sumber:http://jatim.tribunnews.com/2017/03/08/korut-dan-malaysia-memanas-inilah-perbandingan-kekuatan-militer-kedua-negara?page=all

Interested for our works and services?
Get more of our update !