Tampilkan postingan dengan label Radar Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Radar Indonesia. Tampilkan semua postingan

Peta Militer Singapura vs Indonesia

Pemerintah Singapura protes saat TNI Angkatan laut hendak menamai kapal perangnya dengan nama KRI Usman Harun.
Seperti diketahui Sersan Usman dan Kopral Harun adalah dua anggota Korps Komando Operasi TNI AL (kini Marinir) yang meledakkan bom di Orchard Road Singapura saat operasi Dwikora. Keduanya tewas digantung pemerintah Singapura tahun 1968.

Namun pemerintah Indonesia cuek saja menanggapi protes Singapura. Mereka menegaskan penamaan kapal perang sudah sesuai prosedur. Usman dan Harun adalah pahlawan nasional.



Jika dibandingkan, Indonesia dan Singapura seperti semut dan gajah. Luas wilayah Singapura cuma 697 kilometer persegi, sedangkan Indonesia Indonesia 1.904.569 kilometer persegi. Penduduk Singapura cuma 5 juta orang, sementara Indonesia lebih dari 240 juta jiwa.

Namun kekuatan militer Singapura tetap tak bisa dibanding enteng. Walau secara jumlah Indonesia lebih unggul, beberapa alutsista Singapura lebih canggih. Situs Global Fire Power menempatkan Indonesia di urutan 15, sementara Singapura di urutan 68 dunia.

Berikut perbandingan kekuatan militer Indonesia dan Singapura dikutip dari situs analisa pertahanan tersebut.

Kekuatan darat

Walau luas negaranya sangat kecil, rupanya Singapura serius membangun kekuatan daratnya. Singapura bahkan lebih dulu membeli tank kelas berat Leopard. Sementara Indonesia baru tahun ini memperkuat kavaleri dengan Leopard
Indonesia baru memborong berbagai persenjataan canggih seperti peluncur roket, artileri dan panser. Sebelumnya, sudah jadi rahasia umum peralatan perang Indonesia ketinggalan.
Singapura juga unggul soal artileri dan kendaraan lapis baja.

Tank Baja

Indonesia: 400
Singapura: 132

Kendaraan lapis baja

Indonesia: 506
Singapura: 2.192

Artileri jarak jauh
Indonesia: 62
Singapura: 262

Peluncur roket
Indonesia: 50
Singapura: 18

Mortir
Indonesia: 3.350
Singapura: 100

Senjata antitank
Indonesia: 11.000
Singapura: 4.000

Kendaraan angkut logistik

Indonesia: 11.100
Singapura: 2.100

Kekuatan laut

Luas wilayah laut Singapura tak seberapa. Tapi ada enam kapal selam yang menjaga perairan mereka. Sementara Indonesia kini hanya memiliki dua kapal selam. Tiga kapal selam yang dipesan dari Korea Selatan belum selesai seluruhnya.

Kapal perang
Indonesia: 150
Singapura: 39

Kapal selam
Indonesia: 2
Singapura: 6

Kapal pendarat pasukan

Indonesia: 26
Singapura: 4

Kapal kelas korvet
Indonesia: 23
Singapura: 6

Kapal kelas frigat
Indonesia: 6
Singapura: 6

Kapal dagang
Indonesia: 1.340
Singapura: 1.599

Pelabuhan Laut Utama

Indonesia: 9
Singapura: 1

Kapal Patroli

Indonesia: 70
Singapura: 12

Kekuatan udara


Indonesia kini berambisi membangun kekuatan udaranya. TNI AU diperkuat sejumlah pesawat tempur baru yang menggantikan pesawat tua yang layak dimuseumkan. Pesawat itu antara lain jet tempur Sukhoi, F-16 Blok C-D, T-50 Golden Eagle dan Super Tucano.

Sementara Singapura mengandalkan F-16 blok D, F-15SG dan F-5 Tiger. Mereka juga mengandalkan helikopter serbu apache untuk serangan darat.

Pesawat tempur dan angkut
Indonesia: 444
Singapura: 359

Helikopter
Indonesia: 187
Singapura: 86

Lapangan udara dan airport
Indonesia: 676
Singapura: 9

Perekonomian

Urusan militer tak cuma soal senjata. Perekonomian pegang peranan penting. Di bidang ini Singapura mengungguli Indonesia. Mereka bisa leluasa terus memodernisasi angkatan perangnya.

Anggaran pertahanan

Indonesia: USD 5.220.000.000
Singapura: USD 8.302.000.000

Produksi minyak
Indonesia: 982.900 barel per hari
Singapura: 0

Konsumsi minyak

Indonesia: 1.115.000 barel per hari
Singapura: 927.000 barel per hari

Cadangan minyak

Indonesia: 3.885.000.000 barel per hari
Singapura: 0

Devisa
Indonesia: USD 110.100.000.000
Singapura: USD 225.800.000.000


Sumber : merdeka.com

Belajar teknologi kapal selam prancis

Belajar teknologi kapal selam prancis



Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menjadi salah satu lembaga pemerintah yang akan bekerja sama dengan institusi penelitian dan pengembangan (litbang) Perancis. Rangkaian kerja sama ini menjadi rangkaian lawatan Presiden Perancis, Francois Hollande ke Indonesia.

Dua institusi litbang Perancis yang hari ini mengadakan pertemuan dengan BPPT, yakni INSA dan CEA.
kapal selam


Kepala BPPT, Unggul Priyanto, menyampaikan bahwa Perancis cukup maju dalam hal riset di bidang energi serta informasi dan teknologi komunikasi (ICT). Dalam hal energi misalnya, Unggul menjelaskan, seperti energi terbarukan seperti solar cell, fuel cell, dan teknologi baterai. Sementara itu, di bidang ICT, seperti security dan micro electronic.

“Atau teknologi lain, seperti manufakturing, kapal selam kalau mungkin (dikerjasamakan),” ujar Unggul usai courtesy call BPPT dengan CEA dan INSA Perancis di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Rabu 29 Maret 2017.

Terkait kapal selam, Unggul mengatakan, erat kaitannya dengan teknologi baterai. Sebab, kualitas kapal selam tergantung sekali dengan kualitas baterainya.

“Jadi, kapal selam ketika menyelam, energi mengandalkan baterai, semakin qualified baterainya, semakin lama bisa menyelam,” kata Unggul.



Sementara itu, kapal selam bisa menyelam juga karena beban dari baterai. Sekitar 60 persen berat kapal selam adalah berat baterai.

Kapal selam yang dikembangkan BPPT, baterainya terbuat dari lithium ion. Saat ini, kekuatan durasi menyelamkan kapal selama empat hari.

Sementara itu, Perancis, telah mengembangkan baterai sodium-ion. Diklaim, baterai pengganti lithium ini lebih murah dan memiliki kerapatan penyimpanan energi sangat tinggi, ketersediaan sodium pun melimpah.

“Kami masih lihat (hasil riset Perancis) baterai sodium ion ini,” tutur Unggul.

Selain di atas, BPPT juga menjalin kerja sama pendidikan untuk periset.

Unggul menyatakan, tak dipungkiri bahwa tenaga peneliti dari BPPT dan lembaga litbang lain di Indonesia masih minim yang menempuh S3 atau doktor. Disebut, BPPT baru sembilan persen, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tujuh persen, bahkan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) hanya tiga persen.

sumber: viva.co.id

Performer UH-60M Black Hawk, Calon Mainan Baru untuk Kavaleri Udara TNI AD

Performer UH-60M Black Hawk, Calon Mainan Baru untuk Kavaleri Udara TNI AD


Kabar rencana TNI AD untuk mengakuisisi helikopter angkut sedang UH (Utility Helicopter)-60 Black Hawk telah berhembus sejak tahun 2012 silam, namun baru di akhir Februari lalu, jenis Black Hawk yang akan dipinang mulai jelas variannya, maklum keluarga Black Hawk lansiran Sikorsky Aircraft (Lockheed Martin Company) terdiri dari beragam varian. Dan merujuk ke pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di beberapa media nasional, maka yang bakal didatangkan adalah UH-60M Black Hawk.

Oleh pabrikannya, varian UH-60M diberi label sebagai “Multi Mission Performer” dan dipastikan ini adalah salah satu varian terbaru dan termutakhir dari keluarga Black Hawk. Sikorsky Aircraft mulai memproduksi varian UH-60M pada tahun 2006, AD AS (US Army) menggadang UH-60M untuk menggantkan varian lawas UH-60A yang sudah mengudara sejak dekade 80-an. Apa yang baru di UH-60M? Pihak Sikorsky menyebut helikopter twin engine ini sudah dilengkapi dengan airframe baru, advanced digital avionics dan sistem propulsi yang lebih powerful. Dengan beragam peningkatan yang ditawarkan, UH-60M ditawarkan lebih garang untuk mendukung misi angkut taktis, combat SAR, penyerbuan udara, command and control, medical evacuation, aerial sustainment, hingga peran sebagai fire fighting.

UH-60M Black Hawk
UH-60M Black Hawk 
Sebagai helikopter untuk misi tempur di garis depan, UH-60M dibekali proteksi balistik pada tail rotor blades-nya. Mengusung desain monolithic, UH-60M menawarkan kemampuan handling dan kendali lebih baik dari varian-varian sebelumnya, termasuk disini adanya fitur active vibration control. Sebagai helikopter angkut, UH-60M punya kabin dengan ukuran panjanh 3,8 meter, lebar 2,3 meter, dan tinggi 1,3 meter. Secara keseluruhan kabin dan bagasi di heli ini punya volume masing-masing 11.2m³ and 0.5m³.
Untuk fasilitas pada kokpit mengandalkan teknologi glass cockpit dengan basis fly by wire Common Avionics Architecture System (CAAS). Dalam dashboard kokpit terdapat empat unit mission display dari Rockwell Collins yang menyajikan situational awareness. Masih seputar avionik, sistem GPS dipasok oleh Honeywell dengan dual GPS inertial (EGI) navigation system. Kemudian electronic flight management systems dipasok Marconi.
Soal dapur pacu, UH-60M disokong dua mesin General Electric T700-GE-701D, dibanding varian lama, di UH-60M plat cover mesin dibekali proteksi balistik untuk menahan terjangan proyektil. Setiap mesin mampu menghasilkan tenaga 2.974 kW, dan dengan dalam kondisi darurat, mesin tunggal dapat menghasilkan tenaga 1.447 kW. Dari segi performa, UH-60M mampu melaju dengan kecepatan maksimum 511 km per jam, dan kecepatan jelajah 280 km per jam.
Dengan konfigurasi standar, Black Hawk bisa membawa hingga 11 pasukan. Namun dengan konfigurasi khusus, UH-60M bisa disulap menjadi helikopter serbu dengan racikan senjata jenis rudal anti tank AGM-114R Hellfire dan roket Hydra 70. Senjata paling populer di UH-60 bisa disebut berupa dua pucuk Gatling M134 Minigun kaliber 7,62 yang ditempatkan pada jendela dibelakang kokpit.
UH-60M sudah masuk kelas helikopter battle proven, pasalnya sudah malang melintang digunakan AS dalam Perang di Irak dan Afghanistan. Sampai saat ini UH-60M masih dalam proses produksi, mengingat AD AS total mengorder 956 unit dan diperkirakan pesanan baru dituntaskan pada tahun 2026.
Bagaimana dengan UH-60M yang ingin diakuisisi TNI AD? Mengingat belum ada kontrak pengadaan, maka belum diketahui berapa unit yang akan didatangkan untuk melengkapi arsenal Puspenerbad. Bila memang nantinya UH-60M ‘berjodoh’ untuk TNI AD, maka Indonesia bakal menjadi negara kedua setelah Thailand sebagai pengguna UH-60M di kawasan Asia Tenggara. Berapa harga satu unit UH-60M Black Hawk? Situs fi-aeroweb.com menyebut pada tahun 2015 harga total untuk satu unitnya mencapai US$16,96 juta, harga ini belum termasuk kelengkapan paket senjata. (Bayu Pamungkas)
Spesifikasi UH-60M Black Hawk:
  • Power Plant: 2x General Electric T700-GE-701D
  • Length: 19,8 meter
  • Height: 5,1 meter
  • Rotor Diameter: 16,4 meter
  • Weight (Empty): 4.819 kg
  • Maximum Takeoff Weight (MTOW): 9.979 kg
  • Capacity: Internal: 11 combat-equipped troops or 6 stretchers;
  • Speed:280 km/h
  • Rate of Climb: 3,6 m/s
  • Service Ceiling: 4.627 meter
  • Range: Ferry: 2.224 km
  • Combat Radius: 593 km
  • Crew: Four (two pilots and two crew chiefs)

Sumber : http://www.indomiliter.com/

Kosekhanudnas Gelar Sistem Hanud Oerlikon Skyshield Amankan KTT IORA

Kosekhanudnas Gelar Sistem Hanud Oerlikon Skyshield Amankan KTT IORA


Amankan Konferensi Tingkat Tinggi Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) Komado Sektor Pertahanan Udara I Jakarta (Kosekhanudnas) menggelar sistim pertahana udara Oerlikon Skyshield MK II Jakarta, Senin (6/3) . Unsur Rudal pertahanan udara Denhanud 471 Wing I Paskhasau ini di gelar dimaksudkan untuk menghancurkan ancaman serangan udara dari pihak manapun yang bertujuan mengganggu pelaksanaan KTT IORA yang berlangsung di Jakarta. Sebanyak 16 VVIP, yaitu pejabat tingkat kepala negara seperti presiden, wakil presiden, atau perdana menteri, hadir dalam KTT IORA tahun ini. Hajatan bertaraf internasional ini berlangsung, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan di buka pada tangga, 5 Maret kemarin dan berlangsung hingga tanggal 9 Maret mendatang.
Pangkosekhanudnas I Marsma TNI Kustono, S.Sos menuturkan, terkait pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) Komado Sektor Pertahanan Udara I (Kosekhanudnas) menggelar sistim pertahana udara Oerlikon Skyshield MK II di beberapa titik strategis seperti, di Lanud Halim Perdanakusuma, JCC dan Bandara Soekarno Hatta Banten ulasnya. Dikatakan lebih lanjut, Selain itu Kosekhanudnas I juga di perkuat oleh Rudal Poprad bisa mobile, yang mempunyai jarak tembak 5500 meter milik Detasemen Rudal-003 atau Denarhanud Rudal-003 merupakan satuan bantuan tempur artileri pertahanan udara dibawah Resimen Arhanud-1/Falatehan pungkasnya.
Sistem Hanud Oerlikon Skyshield
Sistem Hanud Oerlikon Skyshield  

Sistem Oerlikon Skyshield merupakan sistem pertahanan udara modular termasuk meriam multirole otomatis 35 mm yang dapat menembakkan 1.000 putaran per menit, serta proyektil berpresisi yang dapat menembak jatuh pesawat. Sistem ini sedang digunakan di pangkalan TNI AU Supadio, Halim Perdanakusuma, dan pangkalan udara Hasanuddin Makasar.
Sumber : http://kohanudnas.mil.id/publik/content?id=1787

Low CBR Test, Uji Take off and Landing Airbus A400M

Low CBR Test, Uji Take off and Landing Airbus A400M 


Adalah wajar bila setiap manufaktur pesawat angkut taktis/strategis mengedepankan bahwa produk yang mereka tawarkan punya kemampuan plus-plus. Selain handal dari aspek permesinan, endurance, payload, dan jarak jangkau, kriteria pesawat angkut militer juga harus mampu beradaptasi pada landasan yang tidak beraspal, maklum misi militer menuntut pesawat angkut yang tangguh dan tidak ‘manja’ dalam gelar operasinya.


 low CBR (California Bearing Ratio) test
Low CBR (California Bearing Ratio) Test 

Ada yang menarik dalam sambutan pada acara press tour Airbus A400M Atlas di Lanud Halim Perdanakusuma, Senin (6/3/2017). Di ruang briefing, pihak Airbus Defence and Space (ADS) selaku penyelenggara menempatkan backdrop poster A400M yang sedang melakukan pendaratan di landasan pasir. Ini seolah ADS ingin mengambarkan kemampuan A400M dalam melakukan pendaratan dan tinggal lansas dari runway yang dipersiapkan secara darurat. Wing Commander Simon Boyle, selaku Komandan Skadron 70 Royal Air Force (RAF), dalam kata sambutannya juga menyebut bahwa salah satu keunggulan A400M terletak pada kemampuan landing gear-nya yang adaptif pada landasan berjarak pendek dan tidak beraspal.
Dan merujuk ke tahapan yang telah dijalani Airbus A400M, serankaian test tinggal landas dan mendarat di landas pacu tanpa aspal dilalui untuk mendapatkan sertifikasi. Seperti pada bulan Agustus 2016, bertempat di Woodbridge, Inggris, ADS yang menggunakan seri A400M MSN2 berhasil melakukan uji pendaratan dan tinggal landas di landasan pasir (sand runway) . A400M dengan empat mesin turbo propeller mampu melaksanakan taxiing maneuvers. Sebelum pelaksanaan uji coba di Woodbridge, secara khusus landasan telah dipersiapkan oleh personel Zeni dari British Army’s 23 Parachute Engineer Regiment.
Bagi pihak ADS, penggelaran landing strip berpasir di Woodbridge akan menjadi panduan teknis dalam penggeralan operasi A400M untuk seluruh operator. Meski berupa landasan pasir, kepadatan dan kekuatan tanah ikut diperhitungkan secara matang, seperti kombinasi bahan krikil dan tanah liat untuk mewujudkan permukaan landasan yang lembut bagi roda pesawat. Maklum yang bakal mendarat adalah pesawat dengan 12 roda berbobot 123 ton. Proses ini juga disebut sebagai low CBR (California Bearing Ratio) test. CBR test adalah engujian pada tanah yang dilakukan dengan cara pembebanan penetrasi tanah yang dilakukan dalam laboratorium ataupun di lapangan. Uji CBR ini berguna untuk membuat perencanaan ketebalan lapisan perkerasan. Metode ini digunakan untuk menentukan lapisan tambahan (overlay) serta perkerasan lentur (Flexible Pavement) suatu jalan. Dalam pengujian di landasan berpasir, A400M hanya membutuhkan panjang landasan 1.600 meter.
Beraksi di landasan rumput.
Sebelum proses uji di landasan berpasir, sebelumnya Airbus A400M juga telah melaksanakan uji coba tinggal landas dan mendarat di landasan rumput di Écury, Perancis pada tahun 2015. Bagi konsep gelaran pesawat angkut militer di Indonesia, kemampuan mendarat di landasan non aspal jelas menjadi poin penting dalam pertimbangan pengadaan pesawat angkut berat untuk TNI AU.

 (Haryo Adjie)
Sumber : http://www.indomiliter.com/

TNI Beli Helikopter UH-60M Black Hawk

TNI Beli Helikopter UH-60M Black Hawk

Anggota DPR Komisi VI Inas Nasrullah Zubir mengakui PT Dirgantara Indonesia (DI) saat ini hanya baru bisa merakit helikopter saja, belum bisa memproduksi helikopter.
Karena hal itu panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo ingin segera membeli helikopter UH-60M Black Hawk.

Helikopter UH-60M Black Hawk
Helikopter UH-60M Black Hawk 
"PT DI Masih sampai bisa merakit saja. Selama menunggu mereka bisa produksi, TNI akhirnya mengimpor," ujar Inas dihubungi wartawan, Selasa (7/3/2017).
Menurut Inas, PT DI masih memiliki banyak kelemahan di dalam pengerjaan proyek pesawat dan helikopter. Hal itu yang harus dibenahi mengingat ada banyak kontrak perakitan yang terbengkalai oleh PT DI.
"Begini PT DI bagaimana memanage kontraknya lebih baik lagi," ungkap Inas.
Anggota fraksi Hanura itu pun menilai peralatan dan teknologi yang digunakan PT DI sudah ketinggalan zaman. Sedangkan tuntutan dari PT DI untuk merakit helikopter dan pesawat terlalu banyak.
"Sekarang peralatan PT DI banyak yang sudah tua itu yang membuat keterlambatan," kata Inas.
Inas berharap PT DI bisa segera melakukan revitalisasi perlengakapn perakitan di dalam negeri. Walaupun mahal, namun hal tersebut menurut Inas perlu dilakukan.
"Mungkin peralatan PT DI harus direvitalisasi karena banyak yang sudah tua, dan itu tidak murah," jelas Inas.
Sebelumnya diberitakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantuo telah bertemu Panglima Pasifik militer Amerika Serikat General Robert Brown.
Dalam pertemuan tersebut Panglima TNI mengapresiasi bantuan pemerintah AS dalam pembelian helikopter UH-60M Black Hawk , helikopter Apache AH-64E Apache Guardian, dan pesawat tempur F-16.
Sumber : http://www.tribunnews.com/

Penerbang F-5 Tiger Berhasil Lakukan Terbang Solo Pesawat Tempur Sukhoi Su-30MK2

Penerbang F-5 Tiger Berhasil Lakukan Terbang Solo 
Pesawat Tempur Sukhoi Su-30MK2


Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Bowo Budiarto, S.E, menutup pendidikan Konversi pesawat Sukhoi Su-30MK2 angkatan ke-16, di Shelter Skadron Udara 11, Senin (27/2)
Empat penerbang tersebut adalah Mayor Pnb Reza Muryaji, Mayor Pnb M.Yunus, Mayor Pnb I Kadek Suta A. dan Mayor Pnb Apri Arfianto, yang merupakan siswa konversi pesawat Sukhoi angkatan ke-16 dan dinyatakan lulus terbang solo dengan pesawat tempur Sukhoi Su-30MK2.
Dalam upacara tersebut, Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Bowo Budiarto, S.E. memberikan ucapan selamat kepada keempat penerbang dan menyampaikan bahwa dengan berakhirnya pendidikan konversi dan keberhasilan terbang solo ini merupakan langkah awal dalam pengembangan karier dan profesi seorang penerbang sebelum menuju tahap berikutnya.
Empat Penerbang Pesawat Tempur Sukhoi Su-30MK2
Empat Penerbang Pesawat Tempur Sukhoi Su-30MK2 

"Indonesia akan membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 guna memperkuat pertahanan wilayah udara NKRI, dimana kalian yang akan mengawaki pesawat tempur tersebut sehingga ilmu yang kalian peroleh dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri agar dapat menjalankan misi yang diemban", tambah Danlanud.
Komandan Lanud Sultan Hasanddin juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Komandan Skadron Udara 11 beserta jajarannya sehingga empat penerbang ini dapat mencapai keberhasilan terbang solo.
Upacara tradisi ini juga dihadiri Komandan Wing 5, para Kepala Dinas, Komandan Satuan jajaran Lanud Sultan Hasanuddin, para pejabat staf dan undangan lainnya. Pelaksanaan upacara dilanjutkan acara tradisi dengan pemecahan telur di atas kepala dan penyiraman air bunga.
Sumber:http://tni.mil.id/view-109890-4-penerbang-f-5-tiger-berhasil-terbang-solo-pesawat-tempur-sukhoi-su-30-mk2.html

TNI AU Dukung Kemandirian PT Dirgantara Indonesia

                                TNI AU Dukung Kemandirian PT Dirgantara Indonesia


Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan sebagai institusi pengguna alutsista produk PT Dirgantara Indonesia (DI), TNI AU akan mendukung penuh kemandirian perusahaan milik pemerintah itu.
Hal itu dikatakan KSAU saat menerima kunjungan Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, di Mabesau, Cilangkap, Jakarta, Selasa.


CN-295 TNI AU
CN-295 TNI AU 
Dalam kunjungan tersebut, KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Asisten Operasi (Asops) Kasau Marsekal Muda (Marsda) TNI Barhim, Aslog Kasau Marsda TNI Yadi Husyadi, Asisten Perencanan dan Anggaran (Asrena) Kasau Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fahru Zaini, Kadispenau Marsma TNI Jemi Trisonjaya, Kadisminpersau Marsma TNI Diah Yudanardi dan Kadisaeroau Kolonel Tek Dento Priyono. Sementara Dirut PT DI didampingi beberapa pejabat staf PT DI.
Dalam pertemuan ini, kedua pejabat juga membahas perkembangan proses produksi beberapa alutsista yang sedang dipesan TNI AU, seperti pesawat Casa CN-212i dan CN-295.
Mantan Irjen Kemhan ini menambahkan, untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi antara TNI AU dan PT DI, dalam waktu dekat TNI AU akan mengirimkan atau menempatkan perwira TNI AU yang ahli di bidangnya sebagai kepanjangan tangan TNI AU di PT DI.
Dirut PT DI, Budi Santoso, mengatakan PT DI saat ini sedang fokus membangun pesawat CN-212i, pembuatan pesawat CN-212i sepenuhnya dikerjakan oleh tenaga-tenaga muda yang ahli dari tenaga kerja Indonesia, tidak menggunakan tenaga asing.
"PT DI akan memenuhi sesuai dengan permintaan dan keinginan dari TNI AU," kata Budi.
Sumber : http://www.antaranews.com/

Pesawat Jet VIP Puspenerbad TNI AD

Pesawat Jet VIP Puspenerbad
 TNI AD


Posisinya berjarak sekitar 200 meteran dari lokasi diparkirnya pesawat angkut berat RAF (Royal Air Force) Airbus A400M Atlas di Lanud Halim Perdanakusuma, Senin (6/3/2017). Ditengah fokus perhatian orang pada sosok tambun A400M, ada pesawat jenis light business jet yang menarik perhatian, dibalut cat warna putih hijau, dan bertuliskan “TNI AD Indonesian Army” plus logo Puspenerbad dengan nomer A9208, pesawat ini memang mengundang keingintahuan, terlebih tak disangka bahwa Puspenerbad ternyata punya pesawat jet bisnis yang tergolong mewah.
Beechcraft 390 Premier I Puspenerbad TNI AD
Beechcraft 390 Premier I Puspenerbad TNI AD 

Pesawat yang kemudian diketahui berjenis Beechcraft 390 Premier I ini bukan digunakan untuk misi intai, tidak terlihat perangkat elektronik yang berkaitan pada fungsi ECM (Electronic Counter Measure). Namun pesawat denga twin engine ini terbilang sangat khusus, pasalnya memang difungsikan Pimpinan TNI AD untuk menjalankan tugas inspeksi ke beberapa daerah. Sebagai pesawat yang biasa dianaki penumpang VIP, Beechcraft 390 Premier I dengan kabin yang kecil hanya bisa membawa 6 – 7 penumpang. Sementara kru pesawat bisa satu atau dua orang.
Beechcraft 390 Premier I diproduksi Hawker Beechcraft Corporation. Pesawat ini terbilang ringan, bobot kosongnya 3.719 kg dan bobot maksimum saat take off disebut hanya 5.670 kg. Untuk membawa efek ringan, komponen pada fuselage pesawat dibangun dari bahan high-strength composite, carbon fiber/epoxy honeycomb. Dapur pacu Beechcraft 390 Premier 1 dipasok mesin 2 × Williams FJ44-2A turbofan, yang tiap mesinnya mampu menghasilkan tenaga 10.23 kN. Didapuk untuk mengantarkan perwira tinggi TNI AD, Beechcraft 390 Premier I dapat melesat dengan kecepatan maksimum 854 km per jam pada ketinggian 10.060 meter. Kecepatan jelajahnya sendiri ada di level 683 km per jam.
Dengan komposisi satu pilot dan empat penumpang, jet eksekutif ini dapat terbang sejauh 2.648 km. Sementara ketinggian mengudara maksimum 12.500 meter.
Merujuk ke awal kehadirannya, Beechcraft 390 mulai dirancang pada tahun 1994 dengan kode proyek PD-374 (PD – Preliminary Design). Kemudian wujud mockup-nya pertama kali diperlihatkan ke publik pada acara tahunan National Business Aviation Association Convention pada September 1995. Sejak saat itu pembangunan prototipe dimulai pada akhir 1996. Jenis Premier I prototipe-nya diluncurkan pada
19 Agustus 1998 dan penerbangan pertama pada 22 Desember 1998. Setelah empat prototipe dibuat, FAA akhirnya mengeluarkan sertifikat untuk Beechcraft 390 Premier pada Maret 2001.
Selain digunakan oleh petinggi TNI AD, pesawat sejenis juga terbilang laris manis dioperasikan beberapa perusahaan charter jet di Indonesia. (Gilang Perdana)
Spesifikasi Beechcraft 390 Premier I :
  • Crew: 1-2
  • Capacity: 6-7 passengers
  • Length: 14,02 meter
  • Wingspan: 13,56 meter
  • Height: 4,67 meter
  • Wing area: 22,95 meter
  • Empty weight: 3.627 kg
  • Max. takeoff weight: 5.670 kg
  • Powerplant: 2 × Williams FJ44-2A turbofan (10.23 kN) each
  • Maximum speed: 854 km/h
  • Range: 2,648 km
  • Service ceiling: 12.500 meter

Sumber : http://www.indomiliter.com/

V-150 Commando, Panser Andalan Yonkav 7 yang Kenyang Perang

V-150 Commando
V-150 Commando 

Biarpun TNI AD terus mendatangkan beragam jenis panser baru untuk mencapai kekuatan esensial minimum, panser beroda ban V-150 yang menjadi tulang punggung Batalyon Kavaleri 7 Sersus (Panser Khusus) masih belum terdengar akan diganti.
Panser yang kenyang akan asam garam pertempuran ini sudah mencicipi perang di Timor-timur, Aceh, dan Papua. Seluruh trouble spot di dalam negeri sudah mendapat ‘sentuhan’ garangnya panser yang sering disebut ‘mobil setan’ oleh awaknya ini.
V-150 sendiri merupakan hasil pengembangan dan kawin silang dari panser V-100 dan V-200 buatan perusahaan Cadillac Gage.
V-100 dibeli oleh Polisi Militer AD AS untuk kendaraan pengaman konvoi di Vietnam. Sedangkan V-200 adalah model ekspor yang ditawarkan sebagai produk militer komersial.
V-150 menjadi model tengah yang memanfaatkan desain V-100 dengan mesin dan transmisi yang lebih bertenaga.
Desain lambungnya sudah mengadopsi V-hull yang antiranjau membuatnya tahan dari ledakan ranjau yang sudah dibuktikan tidak hanya sekali-dua kali oleh prajurit Kavaleri TNI AD.
Uniknya, kisah pembelian V-150 sendiri justru berasal dari inisiatif Kolonel (Polisi) Jusuf Chuseinsaputra saat berkunjung ke Amerika Serikat (AS) pada tahun 1970-an.
Saat itu ia sedang mencari panser pengganti M8 Greyhound milik Brimob. Dalam kunjungannya ia meminta dicarikan informasi terkait panser V150 buatan Cadillac Gage. Informasi tersebut kemudian dibawa kembali ke Indonesia.
Panglima ABRI saat itu, Jenderal M. Panggabean, tertarik pada V-150 karena harganya yang terjangkau. TNI AD saat itu juga mempertimbangkan panser roda rantai M113 yang berjaya di Vietnam, tetapi harganya waktu itu terlalu mahal.
Pemerintah Indonesia pun melakukan pendekatan intensif ke AS agar diijinkan untuk dapat membeli V-150. Presiden Soeharto pun melakukan pendekatan khusus kepada Menlu AS Henry Kissinger. Jenderal M. Panggabean juga terus bernegosiasi dengan Dubes AS untuk Indonesia David Newsom.
Hasilnya, AS setuju untuk mendanai melalui program pembiayaan FMS (Foreign Military Sales) di tahun anggaran 1974 yang berbunga lunak.
Cadillac Gage kemudian menunjuk PT. Sunda Karya sebagai agen di Indonesia untuk mengurus administrasi dan menjadi penghubung dengan TNI AD.
Biaya yang dibutuhkan untuk membeli V-150 seluruhnya bernilai USD 7,9 juta. Pemerintah AS setuju jumlah total V-150 yang dibeli oleh TNI AD adalah 58 unit.
Jumlah ini cukup untuk menjadi modal membentuk satu Batalyon, dalam hal ini Yonkav 7 Sersus yang berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur.
Dari total 58 unit, 46 unit di antaranya adalah varian dengan kubah sederhana yang bersenjatakan dua pucuk senapan mesin M60. Sementara 12 unit sisanya tampil dengan kubah yang mengusung kanon 90mm L28 Mecar gun yang merupakan kanon dengan alur (rifled).
Kanon 90 mm ini merupakan kanon bertekanan rendah. Performanya mirip dengan kanon Cockerill MkIII yang kemudian mempersenjatai tank ringan Scorpion 90.
Uniknya, pemerintah AS bertindak selaku end user yang mewakili pemerintah Indonesia dalam proses sertifikasi kubah dan kanon Mecar yang dibeli dari Belgia.
Dari total 58 unit itu, empat unit dialokasikan untuk satuan Paspampres sebagai kendaraan escape Presiden Soeharto dan keluarga dalam kondisi darurat.
Pemindahan ke istana ini dilakukan secara diam-diam. Pasalnya, AS secara eksplisit tidak setuju apabila V-150 digunakan menjaga istana. Mereka khawatir panser itu akan digunakan untuk menembaki massa apabila terjadi demonstrasi terhadap pemerintah.
V-150 mulai dikapalkan dari AS ke Indonesia pada tahun 1975. Penampilan perdana V-150 di depan publik terjadi dalam parade hari ABRI 5 Oktober 1976.
Saat itu V-150 bergabung dengan sejumlah alutsista lain yang juga baru diperkenalkan ke publik, seperti OV-10 Bronco, Fokker F-27 Troopship, dan CASA-212.
Tak lama setelahhnya, V-150 pun dikapalkan ke Timor-timur untuk melaksanakan misi tempur menumpas Fretilin. Palagan Timor-Timur inilah yang menjadi pembuka lembaran awal sejarah panjang kiprah V-150 di Indonesia. Aryo Nugroho
Sumber : http://angkasa.co.id/

TNI AU Kerahkan Pesawat Tempur Su-27/30 ke Tarakan

TNI AU Kerahkan Pesawat Tempur Su-27/30 ke Tarakan


Beberapa hari ke depan, langit di Tarakan dan sekitarnya kembali akan dihiasi dengan manuver-manuver dari pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara (AU).
Kehadiran pesawat-pesawat canggih tersebut dalam rangka Latihan Hanudnas Kilat Bravo 2017 dan Latihan Cakra yang dipusatkan di Lapangan Udara (Lanud) Tarakan dan telah dimulai sejak kemarin (4/3).
Pesawat Tempur Su-27/30
Pesawat Tempur Su-27/30 

Sudah bersiap di apron Lanud Tarakan tiga unit pesawat Sukhoi jenis Su-27/30 lengkap dengan penerbang dari Satria Penjaga Langit Kosek Hanudnas II serta kru dan teknisinya yang tiba.
Beberapa alutsista lainnya juga dilibatkan dalam latihan ini. Di antaranya pesawat Boeing 737 milik TNI AU yang juga sudah tiba di Tarakan. Ada juga hanggar portable yang didirikan di sekitar apron Lanud Tarakan untuk mengantisipasi keadaan darurat.
Tidak hanya menggunakan alutsista canggih, latihan ini melibatkan satuan TNI AU lainnya, terutama yang berada di bawah Kosek Hanudnas II Makassar. Seperti Satuan Radar yang ada di Tarakan, Balikpapan, Bali, Kupang, Wamena dan sebagainya.
“Latihan ini adalah latihan yang dilaksanakan Kosek Kanudnas II untuk melatih atau menguji penerbang tempur strategis ini juga petugas CI (Controlled Interception). Selain menguji juga secara terkoordinasi dan terintegrasi untuk menjamin kesiapsiagaan kita dalam operasi pertahanan udara di sektor II,” jelas Panglima Kosek Hanudnas II Makassar Marsekal Pertama TNI Alfonsius Joko Takarianto di Lanud Tarakan, kemarin.
Dalam operasi ini, jenderal bintang satu ini menekankan pada kesiapan penerbangnya dalam mengantisipasi kontijensi di langit Indonesia. Seperti hadirnya pesawat asing yang terpantau oleh radar masuk di wilayah udara Indonesia.
Tidak hanya bagi penerbang, prajurit yang betugas sebagai CI juga diharapkan bisa cepat dalam memberikan informasi serta mengarahkan penerbang menuju sasaran sehingga kondisi kontijensi dapat segera diatasi.
Sementara itu, simulasi latihan kilat nanti seperti digambarkan Komandan Tempur Strategis Kosek Hanudnas II Letkol (Pen) David Ali Hamzah, diawali dengan munculnya pesawat asing yang masuk ke wilayah udara Indonesia.
Pesawat asing sendiri nantinya akan diperagakan oleh Boeing 737 milik TNI AU. Penerbang yang sudah siap di lapangan udara langsung menuju sasaran untuk melakukan identifikasi pesawat asing sambil menunggu perintah dari komandan tertinggi.
“Yang distandarkan adalah bagaimana action kita mulai dari menerima perintah sampai menuju sasaran. Begitu skema perintah handle, saat itu kita menuju pesawat dan siapin pesawat kira-kira 4-5 menit. Tapi untuk force down atau yang lain sifatnya pengusiran, penghancuran, tergantung perintah panglima,” paparnya Ali Hamzah.
Jika yang muncul hanya pesawat komersil atau pesawat sipil, kemungkinan dilakukan force down atau memaksa untuk turun ke lapangan udara TNI AU terdekat. Namun, jika yang muncul adalah pesawat tempur bisa jadi diusir atau dihancurkan. Namun, semua menunggu instruksi dari panglima.
Sementara itu, Komandan Lanud Tarakan Kolonel (Pen) Umar Fathurrohman mengungkapkan bahwa keterlibatan pihaknya dalam kegiatan ini untuk memfasilitasi selama latihan. Termasuk menyiapkan lapangan udara dan apron tempat pesawat tempur yang mendarat.
“Saya sebagai komandan Lanud di sini mendukung kegiatan dalam arti membantu kesiapan dan sebagainya. Nanti ada latihan force down-nya, justru penerbang kita tidak kita kasih tahu, nanti pimpinanya,” ujarnya.
Sumber : http://bulungan.prokal.co/

PT Dahana Mampu Buat Bom Sukhoi Hingga Roket Berdaya Jelajah 100 Km

PT Dahana Mampu Buat Bom Sukhoi Hingga Roket 
Berdaya Jelajah 100 Km

Meski jadi salah satu BUMN strategis, belum banyak orang mengenal PT Dahana (Persero). Bisnis utama perusahaan yang berkantor pusat di Kabupaten Subang, Jawa Barat, ini adalah produksi bahan peledak alias bom. Selain memiliki keandalan dalam produksi dan jasa peledakan di pertambangan dan konstruksi, Dahana juga memproduksi bom untuk pesawat Sukhoi dan roket.
Tugas berat disandang Dahana yakni agar Indonesia tak terlalu bergantung pada bom impor. Sejak beberapa tahun terakhir, Dahana tengah mengembangkan bom dan roket untuk kebutuhan dalam negeri. Keandalan bom buatan Dahana dalam berbagai uji coba latihan militer membuat beberapa negara kepincut.
Bom P-100 Live
Bom P-100 Live 

Bagaimana pengembangan roket maupun bom pesawat yang digarap Dahana saat ini? Berikut petikan wawancara khusus dengan Direktur Utama Dahana, Budi Antono, di Menara MTH, Cawang, Jakarta, Jumat (3/3/2017).
Produksi bom pesawat dan roket itu bisnis atau penugasan pemerintah?
Otomatis kalau usser (pemerintah) minta ini, minta itu artinya penugasan. Tidak mungkin Dahana bikin tanpa ada yang pakai, ada kontraknya, kalau bom P-100 Live dari TNI-AU, kalau roket R-Han dari Kemenhan. Jadi kan pemerintah punya 7 program kemandirian alutsista, Dahana kebagian membuat bom pesawat dan roketnya.
Berapa kontrak pembuatan roket dan bom?
Kalau bom P-100 Live dari TNI US$ 6,4 juta itu 1.000 buah. Terus kalau roket itu dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) 120 buah roket. Kalau Roket R-Han kalau dua saja harganya hampir Rp 4 miliar, saya lupa nilai kontraknya. R-Han 122 bisa sampai 35 kilometer (km), jarak kan ada ketepatan, ketepatan sudah masuk ke tujuan, sasarannya bukan nyimpang-nyimpang, kalau misalnya kapal ya kena kapalnya. April dan Mei ini kita akan mulai buat. Lagi dikembangkan roket R-Han 450, jangkauannya bisa lebih dari 100 km.
Kalau bom itu untuk Sukhoi. Kalau ledakannya kira-kira bom yang penting pecahannya, terbang sampai 200 meter dan 250 meter, bukan dua lapangan bola hancur semua, tapi pecahannya, seperti granat membuat orang meninggal dalam radius itu.
Apakah produksi bom militer menguntungkan?
Jadi tanggung jawab Dahana di konsorsium itu membuat roket dan bom. Semuanya menguntungkan, tapi enggak boleh sebut untungnya berapa, enggak boleh keluar uang tapi enggak menghasilkan. Jadi kalau buat bom kita ada hitungannya, dan juga harus bandingkan dengan produk luar negeri.
Rencana mau ekspor bom, sudah ada negara yang minat?
Sebetulnya kalau ada permintaan boleh-boleh saja, asal sesuai. Misalnya ke Mynamar tapi ada kasus di Rohingnya, boleh ekspor tapi harus izin ke Kemenhan dulu. Pernah ngomong minat, ada utusan Dahana juga ke Myanmar. Untuk bom yang bisa ditempel di dinding, namanya Dayagel Sivor, kita sudah ekspor ke Timur Tengah.
Selain Dahana ada PT Pindad, apakah bersaing membuat bom untuk militer?
Ya enggak bersaing, itu kan diputuskan Kemenhan. Dahana buat R-Han 450, Dahana buat R-Han 122, buat bom P-100 Live. Jadi tidak ada Dahana buat bom, Pindad buat bom, sudah ada masing-masing. Bagaimana dengan bom impor? Program-program dalam negeri dibelilah sama pemerintah. Memang sih kalau teknologi tinggi harus impor, ada penggolongan di dalam negeri apa saja, yang diimpor apa saja.
Bagaimana kelanjutan proyek pabrik propelan untuk bahan bakar roket?
Jadi sejujurnya kalau misalkan Dahana harus biayai pabrik propelan belum mampu, kita buat usulan propelan harus goverment own company operated. Kalau uangnya Dahana enggak mampu, karena nilainya mahal investasinya, Rp 9 triliun. Selama ini bahan baku propelan diimpor dari luar negeri lalu diproses di LAPAN, tapi Dahana yang mengerjakan, pabrik propelan di LAPAN itu masih kecil.
Sumber : https://finance.detik.com/

Airbus A400M RAF “Open Cockpit” di Lanud Halim

Airbus A400M RAF “Open Cockpit” di Lanud Halim 

Setelah menjelajah lebih dari separuh putaran Bumi, pesawat angkut berat Airbus A400M milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force) resmi mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma pada hari Minggu (5/3/2017) sekitar pukul 14.00 WIB. Dan sehari sesudahnya, pesawat yang tiba dari Australia ini mengundang media nasional untuk melihat dari dekat sosok pesawat bermesin empat yang kondang berkat tampil dalam film Mission Impossible 5 “Rogue Nation.”



Airbus A400M RAF
Airbus A400M RAF 

Kedatangan Airbus A400M Atlas ke Indonesia dalam rangka untuk ‘lebih’ memperkenalkan pesawat yang telah dipilih oleh Kemhan sebagai pesawat angkut berat generasi lanjut untuk TNI AU. Mengambil lokasi di apron Lanud Halim Perdanakusuma, pihak Airbus Defence and Space (ADS) mengundang petinggi TNI AU dan pemangku kebijakan pertahanan, seperti KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Deputi Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, dan Sekjen Kemhan Laksdya TNI Widodo. Secara khusus, menyambut alutsista asal Inggris, hadir pula Dubes Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik dan Atase Pertahanan Kedubes Inggris di Indonesia Kolonel Adrian Campbell yang memberikan sambutan kepada media sebelum acara press tour.
Tentang sosok Airbus A400M sendiri sudah banyak diulas dalam artikel-artikel terdahulu, dan dalam press tour selama satu jam, kami dipersilahkan melihat langsung kokpit dan ruang kargo, meski saat di dalam pesawat tidak diperkenankan untuk merekam video. Airbus A400M RAF yang bertandang kali ini mempunyai nomer ZM401, dari penelurusan penulis, ZM401 adalah pesawat keenam yang dterima RAF dari 12 unit A400M yang kini telah dioperasikan RAF. Kementerian Pertahanan Inggris secara keseluruhan memesan 22 unit A400M, yang kesemunya akan tuntas dikirim pada tahun 2019.
Sebelum tiba di Indonesia, Airbus A400M RAF terlebih dahulu ikut meramaikan Pameran Dirgantara Avalon 2017 di Geelong, Australia (28 Februari - 5 Maret). Berdasarkan penuturan awak pesawat, rute keliling dunia ZM401 dimulai dari Inggris - Amerika Serikat - Selandia Baru - Australia dan Indonesia. Setelah dari Indonesia, pesawat dengan teknologi fly by wire dan glass cockpit ini akan melanjutkan penerbangannya ke Malaysia - Maladewa - Dubai - Siprus, dan akhirnya kembali ke Inggris. Airbus A400M ZM401 terbang perdana pada 23 Oktober 2014, dan resmi diserahterimakan ke RAF pada 5 Februari 2016.
Airbus A400M yang diproduksi di basis manufaktur ADS di Sevilla, Spanyol, sampai saat ini telah beroperasi sebanyak 39 unit, dan secara keseluruhan total pesanan Airbus A400M mencapai 174 unit. Selain Inggris, pengguna pesawat bermesin 4x Europrop TP400-D6 ini adalah Jerman, Perancis, Spanyol, Turki, Belgia, Luxembourg, dan Malaysia. Sampai saat ini, sudah tiga kali A400 mampir ke Indonesia, pertama pada tahun 2012, dan kedua hadir secara tak resmi saat mendampingi dua jet tempur Rafale AU Perancis pada 23 Maret 2015.
A400M melakukan penerbangan perdana pada 11 Desember 2009. Pesawat produksi pertamanya diserahkan kepada Angkatan Udara Perancis pada Agustus 2013 dan mulai bertugas satu tahun kemudian. A400M telah digunakan oleh Angkatan Udara Perancis dan Turki untuk operasi di Afganistan, Republik Afrika Tengah, wilayah Sahel di Afrika, Mali, dan di Timur Tengah untuk mendukung operasi udara di wilayah Irak dan Suriah. (Haryo Adjie)
Sumber : http://www.indomiliter.com/

TNI Kawal Proses Pengadaan Barang

TNI Kawal Proses Pengadaan Barang
 

Tentara Nasional Indonesia akan terus mengawal pemanfaatan barang-barang milik negara yang ada kaitannya dengan dengan kegiatan swakelola. TNI juga terus mengawasi potensi penyalahgunaan wewenang jabatan dan korupsi, yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa.
“Lakukan pengawalan bersama-sama. Bukan harganya, siapa pemenangnya, dari mana negaranya, tapi proses pelaksanaan pengadaan,” kata Kepala Staf Umum TNI Laksdya TNI Didit Herdiawan di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (6/3).

Laksdya TNI Didit Herdiawan
Laksdya TNI Didit Herdiawan  
Menurutnya, pengawalan itu harus dilakukan sesuai dengan peraturan atau perundang-undangan. Hal itu disampaikannya saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi Teknis Polisi Militer TNI TA. 2017.
Pengawalan dimaksudkan untuk tegaknya pemeliharaan, penegakan disiplin, hukum dan tata tertib. Sekaligus termasuk penguatan sumber daya manusiad di tubuh POM TNI.
Kasum TNI menambahkan, konsistensi pemberantasan korupsi di lingkungan TNI, dibuktikan dengan kasus korupsi pengadaan Alutsista. Menurutnya, sejak kepemimpinan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, diadakan revitalisasi besar-besaran untuk mewujudkan sinergitas di masing-masing satuan. Hal itu agar tidak ada lagi ego sektoral.
"Koordinasi bukan hanya sebatas slogan saja, melainkan harus dikerjakan. Ingat, organisasi bernafas dan terdapat perubahan-perubahan di setiap waktu,” tukasnya.
Oleh karena itu, dia mengingatkan agar personel POM TNI fleksibel dan bijaksana. Khususnya dalam menyikapi permasalahan yang ada.

Sumber : http://berita.suaramerdeka.com/tni-kawal-proses-pengadaan-barang-milik-negara/

Sat-81 Kopassus, Tak Gunakan Kata “Gultor”

Sat-81 Kopassus,  Tak Gunakan Kata “Gultor”

Kopassus selama ini dikenal memiliki satu unit pasukan khusus yang memiliki spesialisasi penanganan teror. Pasukan itu dikenal dengan Sat-81 Penanggulangan Teror (Gultor).
Menelisik jauh ke belakang, Sat-81/Gultor berdiri pada dekade 1980-an atas prakarsa dari L.B. Moerdani yang saat itu menjadi salah satu dedengkot pasukan khusus dan TNI. Konon, pasukan ini dibentuk dengan latar belakang kasus pembajakan pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesia nomor penerbangan 206 di bandara Don Muang Thailand tahun 1981.
Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Soebianto didapuk menjadi Komandan dan Wakil Komandan pertama Sat-81/Gultor. Mereka dikirim ke Grenzschutzgruppe-9 (GSG-9) di Jerman untuk menjalani spesialisasi teror. Sekembalinya ke Indonesia, mereka bertugas merekrut anggota yang kelak menjadi penerus Sat-81/Gultor.


Sat-81 Kopassus
Sat-81 Kopassus 

Namun, tahukah Anda jika saat ini Sat-81 tidak lagi menggunakan nama Penanggulangan Teror atau Gultor di belakang namanya? Seorang perwira menengah di Sat-81 menceritakan alasan penghapusan “brand” Gultor ini secara khusus kepada Angkasa dan Commando.
Tanpa menyebut tanggal pasti, ia menyebutkan bahwa nama Gultor di Kopassus sudah dihilangkan sejak beberapa tahun yang lalu. Sehingga saat ini nama resminya adalah Sat-81 Kopassus.
“Alasannya, sejak terjadinya serangan bom 2001 (teror gedung WTC di Amerika Serikat), pola teror sudah berubah sama sekali. Perubahan ini tentu merubah seluruh kemampuan kami,” ungkapnya.
Sejak saat itu, anggota Sat-81 dilatih ulang dan diberi kemampuan lebih banyak, tidak hanya sekadar penanggulangan teror.
“Saya tidak bisa sebut apa kemampuan lain yang kami latihkan. Tapi yang jelas, kami sekarang tidak hanya spesialisasi di kasus penanggulangan teror, tapi juga di beberapa hal lain,” tambahnya.
Jika dilihat bersama, kasus-kasus terorisme saat ini jelas jauh berbeda dengan aksi teror di dekade 80 dan 90-an. Di masa itu, pola teror lebih banyak menyandera masyarakat sipil, meminta adanya transaksi untuk menebus para sandera.
Sebuah aksi teror di masa itu bisa memakan waktu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Pelaku teror pun cenderung lebih sabar dan membuka kran perundingan.
Walau aksi-aksi yang konvensional itu masih ada, namun aksi teror saat ini cenderung dikerjakan soliter dan dalam tempo yang sesingkatnya.
“Kebanyakan tidak ada lagi tawan-menawan sampai berhari-hari. Dalam waktu sekian jam kalau tidak dituruti sandera langsung dibunuh. Atau malah langsung membunuh saja tanpa ada permintaan apa-apa,” tambah perwira tersebut.
Inilah yang mendasari TNI AD, dalam hal ini Kopassus, untuk mengubah pelatihan penanganan teror dan menambah kemampuan lain pada anggota Sat-81.
Meski tidak ingin membuka apa kemampuan lebih Sat-81 Kopassus saat ini, namun sang perwira memberikan satu bocoran.
“Cyber war (peperangan siber) sudah kami mulai walau masih sangat awal,” jelasnya. Remigius Septian
Sumber : http://angkasa.co.id/

TNI AD Pakai Kubah CT-CV 105

TNI AD Pakai Kubah CT-CV 105


Korps Kavaleri TNI AD memiliki panser kanon generasi pertama, Alvis FV601 Saladin yang mengandalkan kanon L5A1 76 mm. Jasa panser lawas ini cukup banyak, termasuk mengamankan ibu kota Jakarta dari amukan massa perusuh Malari 1974.
Hari-hari kejayaan Saladin jelas sudah berlalu. Walaupun sejumlah Saladin pernah menjalani retrofit di Bengpuspalad, Bandung, Jawa /Barat, namun sudah tentu dari segi teknologi dan persenjataan sudah pasti ketinggalan.

Pandur II FSV 8x8 TNI AD
Pandur II FSV 8x8 TNI AD 
Sebagai penggantinya, Kementerian Pertahanan sudah memesan panser kanon Badak 90 mm buatan Pindad. Namun baru-baru ini terbetik kabar bahwa TNI AD juga mengincar panser 8×8 Pandur II buatan Austria, Ceko, atau Portugal.
Ada tiga negara yang disebutkan karena memang ketiga negara tersebut membuat Pandur II di negaranya berdasar lisensi Steyr-Puch Austria. TNI AD sendiri memesan Pandur II dari Excalibur Army yang merupakan agen pemasaran General Dynamics Land Systems.
Dari 4 unit Pandur II yang dipinang TNI AD, dua unit dikabarkan merupakan panser kanon kaliber 105 mm NATO dan sisanya menggunakan kanon 30mm.
Pandur II didesain selayaknya kendaraan tempur 8×8 pada umumnya, dengan hull terbuat dari baja dengan proteksi dasar berupa kemampuan untuk menahan hantaman proyektil 7,62 mm NATO.
Desain hull milik Pandur II memiliki siluet yang ramping dan ketinggian yang rendah. Untuk dapat diangkut oleh pesawat sekelas C-130 Hercules, seluruh sistem senjata dan add on armor Pandur II harus dilepas terlebih dahulu. Jika tidak, jangan harap varian 105mm Pandur II bisa dibawa oleh Herky.
Pandur II sendiri menggunakan mesin diesel Cummins ISC350 yang menyemburkan daya sebesar 285 tenaga kuda. Mesin ini dikawinkan dengan sistem transmisi ZF 6HP 602C dengan transfer box dua langkah.
Mesin tersebut didesain sudah dalam power pack bersama sistem transmisi sehingga dapat diganti dalam waktu hanya 30 menit.
Suspensi pada Pandur II didesain independen untuk dapat memberikan kenyamanan maksimal bagi penumpangnya. Dua sumbu terdepan dapat dibelokkan dan ditambah dengan sistem auxiliary control brake yang memperlambat putaran roda di sisi dalam ketika berbelok. Sistem ini juga dapat memperkecil radius putaran kendaraann untuk bermanuver di jalanan sempit.
Sejatinya, Pandur II varian kanon 105 mm dikawinkan dengan kubah OTO Melara HITFACT 105 mm bagi kebutuhan AD Portugal. Siapa nyana, ternyata terjadi masalah dengan kemampuan mitigasi recoil dari hull. Akhirnya Portugal tidak jadi mengakuisisi varian kanon Pandur II.
Pilihan berikutnya untuk integrasi kubah dijatuhkan kepada CMI Defence, Belgia dengan produknya CT-CV 105. Kubah ini juga sudah dipilih untuk proyek medium tank PT. Pindad-FNSS sehingga seharusnya tidak menjadi masalah apabila nantinya Pandur II versi kanon akan diakuisisi dalam jumlah besar.
Menurut sumber penulis, ranpur kanon Pandur II sudah dipastikan akan mengusung kubah CT-CV dengan kanon 105mm beralur (rifled).
Untuk konfigurasi kubahnya, CMI memutuskan menggunakan dua awak saja, plus sistem autoloader untuk CT-CV 105 sehingga beban awak bisa berkurang.
Meriamnya menggunakan ulir dan sudah mengikuti standarisasi NATO, sehingga mampu melontarkan seluruh munisi 105mm NATO. Sistem kubahnya sendiri dibuat secara modular, dengan kemampuan standar proteksi NATO 4569 STANAG 3 (7,62x51mm AP, 150 meter).
Ada opsi applique plate yang dapat dipasang sesuai kebutuhan untuk meningkatkan proteksinya sampai ke level STANAG 4 dan bahkan ke STANAG 5 (25mm NATO AP) sehingga mampu bertahan dari serangan kendaraan tempur dengan kanon tembak cepat.
Kanon Cockerill 105HP (High Pressure) pada kubah CT-CV memiliki tahanan tekanan maksimal sebesar 120% dari yang dimiliki oleh meriam L7 standar. Artinya, CT-CV 105HP dapat digunakan untuk melontarkan munisi yang menghasilkan tekanan lebih besar (dengan mesiu khusus), untuk menghasilkan kecepatan luncur proyektil yang lebih besar pula.
Kecepatan yang lebih besar akan bermanfaat untuk meningkatkan daya penetrasi, khususnya pada munisi APFSDS. Efeknya tentu saja adalah performa munisi 105 mm yang mendekati kinerja munisi 120 mm generasi awal.
Excalibur Army sendiri kabarnya sudah menggandeng PT. Pindad untuk skema joint production apabila TNI AD menyatakan puas terhadap performanya dan akan melanjutkan pembelian.
Sejumlah opsi seperti pembuatan dalam bentuk assembly CKD kit sampai dengan full assembly atau pembuatan penuh di PT. Pindad bisa saja dilakukan. Syaratnya, jumlah yang dibeli memenuhi kriteria dan jumlah minimum. Kita tunggu saja perkembangannya. Remigius Septian
Sumber : http://angkasa.co.id/

Interested for our works and services?
Get more of our update !