Rudal tomohowk amerika gempur
suriah
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memerintahkan tentaranya untuk meluncurkan serangan langsung terhadap Suriah. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk pembalasan atas serangan gas beracun yang menewaskan sekaligus melukai ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
Perintah itu segera direspons dua kapal perang AS di Laut Mediterania, yakni USS Porter dan USS Ross. 59 Rudal jelajah Tomahawk diluncurkan dari geladak kapal sejak pukul 08.40 waktu Washington atau pukul 07.40 WIB, hingga rudal pertama mendarat di Lanud Shayrat di Homs sekitar pukul 07.45 WIB.
tomohawk |
Keberadaan rudal Tomahawk memang cukup mumpuni dalam melakukan serangan dari udara, tanpa harus mengerahkan jet tempur ke daerah rawan. Menghancurkan fasilitas strategis musuh merupakan tujuan utama pembuatan rudal paling modern ini.
Tomahawk merupakan rudal jelajah jarak-menengah, dengan begitu senjata ini mampu mencapai 1.250 kilometer sampai 2.500 dari tempat peluncuran, atau kurang 200 km jarak antara Jakarta dengan Darwin, Australia.
Senjata ini bisa ditembakkan dari laut atau darat, serta didukung dengan sistem navigasi tercanggih. Sistem ini tidak membuat rudal terbang dengan garis lurus dari area peluncuran hingga mencapai target, namun berputar terlebih dahulu sehingga membuatnya sulit terdeteksi.
Dengan demikian, serangan ke pangkalan militer Suriah bisa terealisasi meski berada dalam jarak sangat jauh.
Rudal ini pertama kali digunakan tentara AS dalam Operasi Badai Gurun dan terus digunakan sampai sekarang. Inggris juga menjadi salah satu negara yang membeli rudal ini dari AS.
Satu rudal bisa membawa hulu ledak konvensional seberat 453 kilogram. Harga per unit Tomahawk kini mencapai Rp 11 miliar.
Dikutip dari: Merdeka.com
Tidak ada komentar:
Write Comments