PT Dirgantara Indonesia Sebenarnya Mampu Produksi Helikopter Sendiri

PT Dirgantara Indonesia Sebenarnya Mampu Produksi Helikopter Sendiri


PT Dirgantara Indonesia (Persero) dinilai sangat mampu mendesain dan memproduksi helikopter sendiri untuk mewujudkan kemandirian pertahanan nasional.
"Bukan suatu hal yang tidak mungkin, dengan dukungan penuh pemerintah terhadap industri pertahanan, PTDI siap memproduksi helikopter sendiri," kata Deputi Bidang usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, saat berbincang dengan wartawan, di Jakarta, Jumat.
Demikian diungkapkan Harry, menjawab pertanyaan sejumlah kalangan terkait kemampuan perusahaan tersebut mengembangkan sendiri helikopter.
 EC725 Super Cougar
 EC725 Super Cougar

PT DI yang merupakan ikon industri kedirgantaraan Indonesia, sejauh ini sudah banyak mendisain pesawat dan merakit pesawat pesanan beberapa negara di dunia.
Pesawat jenis CN-235 pesawat itu merupakan desain asli anak bangsa yang dalam produksinya bekerjasama dulu dengan CASA Spanyol kini Airbus. Bahkan, saat ini PT DI tengah merancang jenis pesawat baru yaitu CN-245. Hanya saja, hingga kini, PT DI belum bisa mendesain jenis pesawat seperti helikopter.
Menurut Harry sesungguhnya sudah banyak helikopter yang terbang perdana dari pabrik PT DI di Bandung.
Hanya saja helikopter ini merupakan desain dari beberapa produsen helikopter dan kemudian PT DI hanya merakitnya.
"Helikopter-helikopter itu tidak desain PT DI, tapi kita hanya manufacturing atau merakit kemudian menerbangkan," katanya.
Ia mengakui tidak mudahnya PT DI mendesain helikopter, dikarenakan pesawat jenis ini banyak memiliki varian. Berbagai produsen helikopter seperti Bell, Eurocopter sudah memiliki banyak varian, sehingga pasar yang harus dihadapi juga sangat kompleks.
Namun Harry memastikan PT DI sudah bekerjasama dengan beberapa produsen helikopter tersebut untuk bisa merakit di Bandung. Dengan begitu, beberapa pasar di ASEAN bisa menjadi lahan PT DI mengingat akan lebih efisien.
Mengenai kualitas produk helikopter yang dirakit PT DI, diklaim Harry juga sama dengan yang dirakit di pabrik masing-masing.
Dia mengemukakan kualitas helikopter jenis EC725 Super Cougar tidak kalah jika dibandingkan dengan jenis AW 101.
"Jadi tetap, PT DI dalam memproduksi pesawat sekarang disesuaikan dengan Rencana Strategis Hankam," ujar Harry.
Dengan begitu, bukan suatu hal yang tidak mungkin dengan dukungan penuh pemerintah PT DI mampu mendesain dan memproduksi helikopter sendiri.

Jangan Batalkan Pembelian Helikopter EC725 Cougar dari PT DI
Polemik pembelian helikopter AgustaWestland AW101 diharapkan tak membuat pemerintah membatalkan kontrak pembelian 16 helikopter EC725 Cougar buatan PT Dirgantara Indonesia. Pembatalan akan merugikan dan mencoreng nama baik PT DI di dunia industri penerbangan internasional.
Permintaan ini mengemuka dalam kunjungan Tim Komite Kebijakan Industri Penerbangan (KKIP) ke PT DI di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/2). Kunjungan tim KKIP itu ingin meninjau secara langsung kemampuan PT DI memproduksi EC725 Cougar.
"Jangan sampai karena polemik AW101 ini mengganggu proses bisnis PT DI. PT DI sudah belanja untuk produksi hingga pemeliharaan, jangan sampai dibuat rugi," kata Ketua Pelaksana KKIP Laksamana (Purn) Sumardjono.
Sebelumnya, pemerintah dan PT DI menyepakati pembelian 16 helikopter EC725 Cougar. Dua unit sudah dikirim 25 November 2016. Empat unit lainnya sudah rampung meski belum ada keputusan kapan pengiriman akan dilakukan. Sementara 10 unit lagi masih dalam proses pembuatan.
Sumardjono berpendapat, heli EC725 Cougar buatan PT DI sebenarnya punya kemampuan setara dengan AgustaWesland 101 (AW 101). Dengan demikian, apabila spesifikasi di antara kedua heli itu tidak terlalu jauh, sebaiknya TNI AU tidak membeli AW 101. "Kita perlu mendukung dan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri," ujar Sumardjono.
Kepala Bidang Transfer of Technology & Ofset KKIP Rachmad Lubis juga mengingatkan Kementerian Pertahanan bahwa pembelian 16 helikopter EC725 Cougar itu sesuai dengan rencana strategis pertahanan.
EC725 Cougar merupakan helikopter kapasitas dua mesin yang mampu mengangkut beban hingga 11 ton dengan kemampuan jelajah jarak jauh. Heli ini memiliki kapasitas ruang yang mampu mengakomodasi berbagai pengaturan tempat duduk hingga 29 anggota pasukan ditambah 2 orang sebagai pilot dan kopilot.
Kepala Divisi Rekayasa Manufaktur Direktorat Produksi PT DI Mukhamad Robiawan mengemukakan, EC725 Cougar unggul dibandingkan AW101 dalam beberapa spesifikasi. Dalam hal pendaratan darurat di perairan, sistem pelampung Cougar dapat mengembang sebelum heli mendarat di air. Berbeda dengan AW 101 yang sistem pelampungnya baru akan terbuka setelah badan heli menghantam air.
"Selain itu, untuk kedap suara di dalam kabin, Cougar relatif lebih bagus," lanjut Robiawan.
Sebelumnya, Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT DI Budiman Saleh mengemukakan, harga jual EC725 Cougar sekitar 30 juta euro atau lebih kurang Rp 420 miliar. Harga tersebut relatif lebih murah dibandingkan heli AW 101 yang diperkirakan seharga 55 juta dollar AS atau Rp 761 miliar (Kompas, 28/12/2016).
Sementara itu, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI Andi Alisjahbana menyebutkan, apabila PT DI diminta untuk memproduksi helikopter AW 101, hal itu memerlukan investasi besar, mulai dari sarana produksi hingga kemampuan dasar manusia.
Sumber : http://www.antaranews.com/ https://kompas.id/

Tidak ada komentar:
Write Comments

Interested for our works and services?
Get more of our update !